Senin, 31 Oktober 2011

percakapan antara hati dan pikiran di suatu sore


Hati dan pikiran sedang berdiskusi. Kala itu memang hati dan pikiran sedang tidak bersinkronasi.

pikiran mengatakan sesuatu, namun hati menjerit untuk tidak mengikutinya.
akhirnya pikiran pun mencoba untuk berhenti sejenak, memencet tombol pause dan terlontar pertanyaan dari pikiran untuk hati tersayang, "kamu kenapa?"

"aku takut. aku takut sakit. aku takut salah melangkah. aku takut ini bukan jalanku. aku takut berhenti di tempat." jawabnya.

"kita memang sedang berhenti di tempat, kamu kira aku bisa melakukan progres tanpa diiringi dirimu, hati?"

"aku takut."

"kamu masih ingat, kata-kata indah yang terukir dalam di atas kerasnya permukaanmu 'The fear of suffering is worse than the suffering itself. And no heart has ever suffered when it goes in search of its dream.'"

"Takut menderita itu lebih buruk daripada penderitan itu sendiri...namun apa kau yakin itu mimpimu wahai pikiran yang cerdas?"

"tanyakan saja pada pada dirimu sendiri! karena kamu lah yang selalu benar, tugasku hanya memerintahkan seluruh organ tubuh untuk melakukan apa yang baik menurutmu."

"apa yang aku inginkan?"

"benar."

"aku ingin jadi aku."

"lakukanlah."

"tapi aku takut banyak yang tidak bisa menerima diriku."

"tapi apa kamu bisa menerima dirimu apabila kau menjadi dirimu?"

"bisa."

"lantas, mengapa kamu memikirkan orang lain? belum tentu mereka bisa menerima diri mereka sendiri."

"kau benar."


"tidak, kau yang benar, aku hanya mengingatkan, karena tugasku mengingat, sedangkan kau merasa. dan merasa itu lebih peka terhadap mana yang salah dan mana yang benar."

"aku ingin jadi diriku sendiri."

"bagus kalau begitu."


.aku ingin jadi diriku sendiri.

0 comments:

Posting Komentar