Selasa, 07 April 2015

Melampaui Rasa Takut

Perasaan takut adalah salah satu perasaan yang manusiawi karena mau hanya sebesar partikel debu, rasa takut pasti ada dalam pikiran dan hati manusia. Bagi seorang Muslim sebesar-besarnya rasa takut adalah kepada Sang Pencipta. Bagi seorang calon ibu, seperti saya 3 bulan lebih yang lalu, rasa takut itu ada berbagai macam, berbagai rasa, berbagai warna. Saat perut membuncit to the max, saat sudah menjelang HPL (yang dalam kasus ini artinya Hari Perkiraan Lahir bukan High Pressure Laminate), saat tanda pertama akan melahirkan tampak ketika mengecek ke toilet tepat setelah adzan Dzuhur berkumandang.

Sudah pasti rasa takut juga dirasakan oleh calon ayah dari janin yang akan segera terlahir tersebut. Sampai-sampai ketika mendaftarkan istrinya ke rumah sakit bersalin, ia menulis 1990 tahun, 11 bulan, 20 hari untuk kolom umur. Istrinya hanya bisa tertawa sembari menahan mules yang kian sering melihat kelakuan sang suami.

Dengan terus berdoa, berdzikir, melantunkan Asmaul Husna, sambil mengatur nafas yang telah diajarkan saat senam hamil rutin, aku berusaha untuk menghalau rasa takut. I thought, this was it. Here comes the time where I might be reborn again as a mother or reborn as almarhumah. :')

Rasa takut bisa dikalahkan. Rasa yang dapat menaklukan rasa takut tersebut adalah rasa keinginan yang lebih kuat dan lebih besar dari rasa takut yang ada. Jadi cara manajemen emosinya adalah, kalau rasa takut kita sebesar bola golf, rasa ingin kita harus sebesar bola bowling yang lebih besar dan lebih keras. Saat takut mengalami sakitnya melahirkan, bayangkan rasa ingin melihat si buah hati yang lucu sambil menerka-nerka nanti akan mirip siapa.

Ada cara untuk menghilangkan rasa takut pada saat melahirkan, yaitu dengan latihan hypno-birthing. Sebenarnya kita bisa berlatih sendiri, hypno-birthing alami ada dalam pikiran kita. Jika kita berpikir melahirkan itu sakit, kita menghipnotis diri kita sendiri bahwa melahirkan itu memang sakit. Namun jika kita senantiasa berpikiran positif, "proses kelahiranku akan cepat dan tak sakit" "melahirkan sakit hanyalah mitos" "Insya Allah seiring dengan lahirnya bayi, luruh pula dosa-dosa kita di kehidupan sebelumnya" dan pikiran positif lainnya, Insya Allah, proses melahirkan hanya seperti mengejan untuk buang air besar yang agak besar.. hehe :D

30 Desember 2014 kemarin, aku mengalami bukaan 1-8 selama kurang lebih 8 jam, dan 2 bukaan selanjutnya hanya kurang dari 1,5 jam, dan hampir setengah jam menahan janin agar tidak keluar karena dokter belum datang >,< dan hanya 10 menit mengejan dengan 3 kali tarik nafas dan ejan sampai akhirnya Drisana lahir ke dunia. 8 jam bukaan pertama rasanya seperti sedang akan datang bulan, perut rasanya nyut nyut beraturan dan pada saat itu alhamdulillah rasanya tidak sesakit nyut-nyutan saat akan datang bulan yang biasanya bikin aku guling-guling di kasur. 1,5 jam 2 bukaan terakhir berjalan begitu cepat tanpa terasa entah kenapa, yang dirasakan ya mules seperti ingin buang air besar. Yang paling menyakitkan adalah, saat menanti dokter datang, aku disuruh tidur miring ke kiri. Ternyata itu adalah cara mengampit janin agar tidak keluar sebelum dokter tiba. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, sumpah itu sakit banget. Ternyata aku sudah bukaan 10 pada saat itu, suster kenapa gak bilang? Sakitnya tuh di sini sus!!! (Suster atau bidan ya?? haha tidak begitu memperhatikan :P)

Dokter cantik datang, sambil tersenyum dan berkata "wahhh, kepalanya udah keliatan, rambutnya lebat". Kan jadi pengen lihattt!!! *gagal fokus*. Anyways, setelah itu dokter memberi aba-aba untuk menarik nafas saat terjadi kontraksi dari si janin. Aku bingung yang mana kontraksi janin yang mana yang bukan, jadi aku bilang oke dan kemudian menarik nafas dan eeeeuuuuuuuuuuu.. Eh, gak eeeeuuuu ding.. cara mengejan yang baik itu kata instruktur senam adalah tidak mengeluarkan suara sama sekali, baik di mulut, ditenggorokan, diperut.. Tarik nafas dan tekan otot perut bagian bawah aja sekuatnya sampai nafas hampir habis. Saat nafas habis, nafas huh hah huh hah dlu beberapa saat, trus tarik nafas lagi dan ejankan lagi. Begitu terus sampai bayi keluar. Dan ingat, dilarang menutup mata, meskipun dengan menutup mata kita bisa membayangkan hal-hal positif untuk proses hypno-birthing. hehe. Tapi jangan tutup mata titik! Cobalah berhypno-birthing sambil melihat ke arah dengkul kita, haha. I did :p

Dan yang watadosnya (masih ya zaman pake istilah ini?), aku kemarin memikirkan hal-hal konyol seperti momen-momen Taiga (kucing peliharaan) melahirkan. Dia mudah sekali melahirkan, bisa 5-8 anak, yaiyalah namanya juga kucing. Anyways, aku membayangkan Taiga melahirkan dengan amat mudah, sehingga aku menanam dalam pikiranku sendiri, bayi ini juga akan keluar dengan mudah semudah Taiga mengeluarkan anak kucingnya. Dan pluk! Drisana keluar. hehehehehe


Alhamdulillah, dia telah lahir dan saat melihat mukanya aku dan suami kompak berpikir "mirip Emerl!" (Adikku yang paling bungsu). Mukanya lucu, saking lucunya minta ditabok. #plak
Becanda, becanda... ampun Ya Allah.. Terimakasih Ya Allah... Akan kami jaga amanah dariMu sebaik mungkin.

Intinya, rasa takut itu bisa dikalahkan dengan rasa ingin yang lebih besar dan lebih kuat. Saat aku menulis ini, aku baru saja merampungkan aplikasi beasiswa yang ya takuuuuttt siiihhh.. tp pengeeeennn... hehehe
Pengen banget ya Allah... Apapun yang terbaik untuk hamba dan keluarga hamba. :)